Senin, 17 September 2007

Esensi penentuan sasaran yang benar

Esensi penentuan sasaran yang benar
Oleh Roesanto [1]



"A man without a goal is like a ship without a rudder." Thomas Carlyle.

"People with goals succeed because they know where they're going." Earl Nightingale

"Goals provide the energy source that powers our lives. One of the best ways we can get the most from the energy we have is to focus it. That is what goals can do for us; concentrate our energy." Denis Waitley

"Discipline is the bridge between goals and accomplishment." John Rohn

Mencermati kata-kata bijak diatas, jelas kiranya bahwa keberhasilan akan mudah kita realisasi, kalau tahu benar sasaran kita bersama. Diana sasaran yang spesifik jelas, akan menjadi sumber kekuatan dan penyeangat daya juang kita. Dan ini memutuhkan disipin dan komitmen semua pihak.
Menyadari hal tersebut, dalam menetapkan sasaran dengan benar, haruslah memenuhi prasyarat “SMARTEST” berikut (Christenbury & Koze, 2007): [2]

Specific, harus spesifik berapa jumlah target mahasiwa, kebutuhan anggaran serta sumber daya yang didiperlukan demi kelancaran operasional.
Measurable, harus terukur dalam jumlah yang jelas.
Action-oriented, dijabarkan secara operacional untuk bisa di-tindak-lanjuti oleh semua jajaran organisasi
Realistic, nalar dan masuk akal sesuai kapasitas, potensi dan sumber daya yang realita dimiliki organisasi.
Time and resource-constrained, batas waktu realisasi sasaran, jelas dengan memperhatikan keterbatasan “resource” yang dimiliknya.
Engaging, menarik minat semua jajaran sehingga mereka bersemangat dan terotivasi untuk merealisasinya – karena didukung “enforcement” dengan reward and punishment systems yang konsisten dan objective.
Shifting the goals, sasaran selalu dikaji ulang agar selalu sesuai dengan tuntutan perubahan yang terus terjadi akibat perkembangan persaingan yang semakin kompleks.
Team effort, semua jajaran bersatu padu dengan komitmen tinggi untuk bersama sama merealisasi sasaran yang telah disepakati

Setelah, berhasil menentukan sasaran yang memenuhi prasyarat “SMARTEST”, langkah selanjutnya yang harus dilakukan antara lain ialah (Christenbyry & Koze, 2007):

Menjabarkan sasaran kedalam tahapan yang jelas untuk mempermudah eksekusi dan implementasinya.
Memacu motivasi dan kesepakatan semua pihak.
Mengkoordinasi serta memonitor pelaksanaan kegiatan untuk merealisasi sasaran agar tetap berjalan di alur yang telah ditetapkan bersama.
Terus dilakukan analisa ulang secara berkala, sehingga mudah dilakukan berbagai penyesuaian apabila terjadi perubahan yang signifikan.

Sayangnya, sasaran yang telah digariskan organisasi, kerapkali kurang dikomunikasikan dengan baik. Tanpa komunikasi yang jelas dalam menjabarkan sasasarn kedalam aktivitas nyata, ini bisa mengakibatkan tidak adanya keterlibatan dan komitmen semua pihak. Masalah yang muncul ialah adanya kesenjangan dalam mengeksekusi proses kerja untuk merealisasi sasaran tersebut.
Akibatnya, jajaran pimpinan “front-liner” yang langsung menghadapi situasi di-lapangan, tidak mengetahui benar apa saja sasaran yang harus direalisasinya. Mereka tidak diberi panduan untuk menentukan taktik dan strategi dalam merealisasi sasaran tersebut. (Jakarta, September 17, 2007).




[1] Copyright @ 2007 by Roesanto, Lecturer on Strategy Execution and Leaderships, Emeritus Lektor Kepala di Prasetiya Mulya Business School Jakarta, HP 0811833623, email address roesantoroesanto@yahoo.com atau roesanto@gmail.com atau roesanto@link.net.id
[2] Paul Christenbury & John Koze (2007): “Steps for Successful Goal Setting and Achievement & The SMARTEST Goal Setting Techniques”; www.topachievement.com , September 17, 2007

Tidak ada komentar: